Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

NYANYIAN JIWA

 


Lelaki jalang berjalan diantara bebatuan tajam..
Jadi perupa alam dengan tetes tetes darah luka di kaki.
Meratapi rapuhnya hati
Mengkaburkan warna dengan tinta air mata.
Bersenadung lirih tentang bait-bait tanpa makna :

Nyanyian jiwa..
Yang dulu menjadi raja,
melanglang..menembus mega-mega
Suara hati..
Yang dulu selalu menasehati,
dibalik ceritera hidup nabi-nabi..

Pelan-pelan tertabur,
kusam dalam padang perburuan.

Bait-bait kebaikan itu ..
bernyanyi dibalik terali

mana yang nyanyian!
mana yang makian!...
semakin hari semakin samar
bergumul dalam remang..

adakah tonggak-tonggak..semakin rapuh?
Adakah tali-tali semakin usang?

Moga jari ini masi bisa merasakan
Sosok sandaran tuk kembali pada masa..
Saat nyanyian jiwa selalu dijaga
Saat mata hati selalu diasah..

….

Lelaki jalang, yang masi terus berjalan
Nanar menatap sekelliling
Mendapati berjuta lelaki yang sama.
Jalang..garang..saling berteriak membusung dada

Hingga tersungkur dilembah hijau

Menatap berpuluh lelaki teduh
Yang saling berbincang tentang hidup dan kebaikan,
tanpa pongah dan kebanggaan..

disini.
Dilembah ini
Ingin aku bawa wanita-wanitaku
Bertemu dengan mereka yang teduh
Bertolong ..
merawat bunga ..
dengan lembut jemarinya..


Tn.4-08

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar